Berhitung merupakan kegiatan yang sering dilakukan dalam kehidupan. Apapun yang kita lakukan selalu memakai konsep berhitung. Berhitung merupakan dasar dari pelajaran matematika. Matematika itu sendiri diharapkan dapat membuat cara dan pola berpikir seseorang menjadi lebih Sistematis dan terarah. Banyak hal yang bisa kita lakukan dengan mempelajari matematika. Berhitung merupakan bagian kecil dari proses matematika.
Pada saat ini, matematika hendaknya diajarkan sedini mungkin pada anak. Untuk mengembangkan pola pikir dan daya imajinasi anak, matematika mempunyai peranan yang sangat penting. Lihat saja saat anak mulai melakukan kegiatan berhitung, mungurutkan angka dari 1 sampai 10 misalnya. Ini merupakan langkah awal yang dapat kita lakukan di rumah. Mengajak anak untuk mulai mengenal angka dan menyebutkan angka tersebut.
Ada kalanya berhitung membuat anak merasa jenuh dan bosan, hal ini wajar karean kita sebagai orang tua-pun terkadang jenuh dengan rutinitas sehari - hari. Untuk mengatasi kejenuhan ini, mulailah untuk mengajarkan anak hal yang menyenangkan dengan menyisipkan proses berhitung. Yang perlu ditegaskan disini adalah, berhitung itu bukanlah kegiatan yang harus dilakukan, akan tetapi berhitung itu merupakan kebutuhan dalam perkembangan anak.
Seperti hal nya saya dulu juga pernah sekolah, saya merasakan kesulitan dalam memahami operasi hitungan dasar. Saya tidak tahu kapan kita membutuhkan perkalian atau penjumlahan. Kenapa hal ini bisa terjadi, ini dikarenakan guru tidak menerapkan konsep dari "operasi penghitungan" kepada saya. Saya bingung apabila diberikan soal cerita, kapan saya harus mengalikan suatu bilangan atau menambahnya. Saya mulai memahami operasi hitung ini sewaktu orang tua saya mulai memberikan arahan dan masukan mengenai konsep ini.
Jadi postingan kali ini lebih tepatnya untuk mengulang kembali memorial saya dengan alm. bapak saya.
Berhitung dapat diajarkan dimana saja
Kegiatan berhitung dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja. Kita contohkan saja saat akan tidur, kita bisa mengajak anak untuk menghitung berapa kali si-anak dapat mendengarkan bunyi detak jantungnya sendiri. Atau saat kita akan berjalan, kita bisa mengajak anak untuk menghitung berapa langkah kaki yang diperlukan si anak untuk mencapai pintu kamar.
Berhitung dapat dilakukan tanpa teknologi
Tidak kita pungkiri bahwa ilmu matematika merupakan dasar bagi perkembangan teknologi saat ini, akan tetapi jangan sampai kita merasa bahwa teknologi "selalu" memberi kemudahan dalam kehidupan. Banyak hal yang bisa kita lakukan dengan teknologi (ini merupakan sesuatu yang tidak dapat kita pungkiri), akan tetapi teknologi pulalah yang membuat seseorang lupa akan suatu proses. Contoh teknologi ini adalah "Calculator". Di internet banyak kita temukan cara dan teknik untuk berhitung secara cepat. Hal ini bisa diterapkan kalau anak sudah memahami konsep dari berhitung itu sendiri. Untuk anak usia SD misalnya, usahakan tidak melakukan perhitungan menggunakan kalkulator ini. Hal ini dapat membuat keinginan anak untuk berfikir menjadi semakin berkurang.
Berikan KONSEP, bukan RUMUS
Sama halnya dengan mata pelajaran lain, matematika pun memiliki konsep yang harus dimengerti oleh siswa. Beberapa konsep berhitung yang harus ditanamkan kepada siswa antara lain sebagai berikut :
- Penjumlahan : merupakan proses untuk menambahkan dua bilangan atau lebih. (tegaskan kepada anak bahwa penjumlahan merupakan proses menambahakan yang artinya hasilnya akan lebih besar)
- Pengurangan : merupakan kebalikan dari proses penjumlahan
- Perkalian : merupakan proses penjumlahan secara berulang dengan penjulahan tetap
- Pembagian : merupakan kebalikan dari proses perkalian
Latihan secara terus menerus
Setelah menerapkan konsep dan pola asuh yang benar, selanjutnya adalah melatih agar anak fasih dalam menganalisa kejadian dan menjawab secara matematis. Karena guru saya sering berkata bahwa matematika bukan pelajaran hafalan. Tidak ada yang perlu dihafal dalam matematika, termasuk untuk perkalian. Teknik berhitung cepat merupakan salah satu bukti bahwa berhitung bisa dilakukan secara tepat dan akurat tanpa perlu menghafal apapun.
Itulah penjabaran mengapa matematika menjadi momok bagi siswa, karena siswa beranggapan matematika terlalu rumit dan sulit. Akan tetapi, jika kita melakukan teknik dan cara diatas, mudah - mudahan siswa akan menyenangi dan menyukai matematika.
0 komentar:
Post a Comment
Mohon berkomentar dengan bijak