Pendidikan Karakter di Indonesia

Salah satu tema yang diangkat oleh Bapak Kementrian Pendidikan di tahun 2010 dalam rangka memperingati hari Pendidikan Nasional adalah " Pendidikan Karakter". Jika kita melihat pendidikan dalam UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 3 tentang SISDIKNAS bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Isu tentang kependidikan menjadi topik hangat bukan hanya karena tema ini diangkat oleh bapak menteri, akan tetapi lebih kepada keprihatinan kita terhadap arah dan tujuan dari dunia pendidikan sekarang ini.

Apa yang salah dari dunia pendidikan sehingga setelah 60 tahun lebih kemerdekaan Republik Indonesia dunia pendidikan belum mampu menunjang tumbuhnya bangsa yang berkarakter? Bila dunia pendidikan dibiarkan terus seperti ini, sudah pasti bangsa ini akan jauh lebih terperosok dari tahun ke tahun. 

Karena masalah inilah yang akan kita bahas khususnya dari pandangan admin blog.

Pendidikan Karakter, apa itu pendidikan karakter? Bila kita kaji menurut bahasa, pendidikan karakter adalah nilai - nilai yang ditanamkan kepada peserta didik berupa pengembangan karakteristik atau watak dari peserta didik. 

Menurut KI HAJAR DEWANTARA, dalam proses tumbuh kembangnya anak, beliau memandang ada tiga pusat pendidikan yang memiliki peranan besar. Ini disebut dengan tripusat pendidikan yaitu  pendidikan di keluarga, pendidikan di perguruan (sekolah), dan pendidikan di sosial masyarakat. Ketiga pusat pendidikan tersebut sangat erat kaitannya dan tidak bisa dipisahkan antara satu dengan yang lainnya. Pendidikan di perguruan (sekolah) tidak akan berguna apabila tidak ditunjang dengan pendidikan di keluarga terutama pendidikan dalam segi moral dan etika. Itulah kenapa pendidikan karakter tersebut sangat bermanfaat untuk membentuk moral bangsa dan negara, memutus rantai penguasa yang bermoral bejat seperti KKN.

Selain Tripusat Pendidikan  beliau juga mengemukakan Teori Trikon yaitunya usaha untuk membentuk watak dan karakter berdasarkan tiga unsur yaitu kontinuitas, konsentrisitas, dan konvergensi.

  • Kontinuitas yaitu budaya dan kebudayaan bangsa negara ini sifatnya continue atau berkelanjutan. Pendidikan karakter itu tidak bisa dilakukan dengan terputus - putus. Dengan perkembangan dan kemajuan jaman, pendidikan karakter harus dilakukan secara kontinu karena apabila dilakukan secara terputus - putus, seseorang akan kehilangan karakter dari budaya bangsa. Tidak tau untuk melanjutkan dan memulai usaha pendidikan karakter apabila ini dilakukan secara terputus - putus
  • Konsentris yaitu bahwa dalam mengembangkan kebudayaan harus bersikap terbuka akan tetapi juga harus kritis dalam menanggapi pengaruh kebudayaan yang ada disekitar.
  • Konvergensi yaitu bahwa dalam membina dan mengembangkan kebudayaan bangsa dengan bangsa lain harus memperhatikan aspek keberlangsungan kebudayaan kita sendiri. Hal ini dapat diartikan bahwa dalam membina karakter bangsa dengan bangsa lain diusahakan agar terciptanya suatu kesamaan dalam perdamaian dunia (konvergen)

0 komentar:

Post a Comment

Mohon berkomentar dengan bijak